Selasa, 09 Agustus 2011

Dunia bisu

dia hanya tersenyum
ketika kusapa malam
dia hanya tersenyum
ketika kutegur bulan
dia hanya tersenyum
ketika kupanggil angin

haruskah berkata kata?
seolah-olah mereka menjawabku

akupun hanya tersenyum
ketika kau panggil namaku

Minggu, 07 Agustus 2011

Bercerita

Seperti Shahrzad dia bercerita,
kata kata seperti burung kecil berwarna warni,
berterbangan mengitarinya,
mereka saling berbincang tentang tujuan.
Cukuplah cinta sebagai tujuan,
merekapun menyimpulkan.

Sesekali dia tertawa kecil,
bahkan sesekali mata indahnya terkaca kaca, terharu,
karena burung burung kecil itu menggodanya.

Sesaat dia terdiam,
karena teringat tentang pengorbanan,
terdiam dengan luruh,
satu persatu burung burung kecil itupun terjungkal,
menghabiskan nafas yang tinggal sejengkal.

Tak berdosa

Apa kata  kata pertama
yang dibuat dan digunakan di surga?
Apakah damai, indah, cinta?
Mungkin tidak,
Karena hanya ketika matahari tenggelam
Dan kegelapan datang
Dapatkah merasakan ketidakadaan
dari apa yang bernama Cahaya?
Kalaupun berpikir
Yang membuatku jadi manusia
Aku pikir aku tak pernah tak berdosa

Kembali

Seperti air yang dipermainkan gravitasi
terus mencari dimanakah dia berada
akhirnya menguap dan kembali lagi

Terjebak ejakulasi lamunan palsu
Terlena sepoi tiupan syahwat
Terkurung penjara logika

Padahal semua telah berteriak
dalam bahasa hakiki
tetap tak tersadarkan

Apakah intuisi hakiki?
Dimanakah intuisi haikiki?
kapankah intusisi hakiki?

Tetap dalam dimensi manusia.

Lelah

Ketika Bulan muncul
Aku melihat Kecantikan
Berbicara pada Malam itu

Melewati perbuatan dan nasib,
Melalui rasa sakit dan kesenangan,
Melalui darah dan harapan.

Akankah ini berlalu lama?
perjalanan ini adalah suatu keuntungan,
Dari tidur tak terbatas dari Samudera!

Selasa, 12 Juli 2011

Di Padang Savana

selembut bulan menyapa malam
dalam senyuman manis temaram
seindah bisik angin bersuara
dalam tarian daun bergembira

Kau berjalan di padang savana
dengan tangan membelai ujung rumputnya
wajah terpejam menengadah
membiarkan udara malam membelai indah

bintang berlarian mengikutimu
mengedipkan mata menyapamu
sesekali diantara mereka
meloncat begitu rupa

tiada yang kau kejar kau berlari
hanya menikmati penyatuan ini
tepat di tengah kau berhenti
berputar putar tiada henti

terus berputar karena semua berputar
rumput berputar, angin berputar
bumi berputar, galaksi berputar
bahkan inti terkecil tubuhmu pun berputar

sungguh putaran yang indah
perlahan semua berganti putih
oh bukan putih! sekarang hitam
oh juga bukan hitam

lantas? apakah ini?
kaupun klimaks dalam ketidak tahuan.

Selasa, 14 Juni 2011

Merenung (I)

Kecemasan berdiri di ambang pintu perenungan.
Membawa keluar dari mimpi mimpi menjadi dimensi lain.
Berserakan serpihan jiwa seperti bumi berbicara tentang masa lalu.
Kesadaran terlepas dari hakikat unik.
Tertutup rapat gerbang perasaan.
Adalah eksistensi peniadaan yang menyakitkan dalam ilusi yang nyata.

Minggu, 08 Mei 2011

Lalu Lantas

Kosong ..iya.. kosong
Gelap..iya.. Gelap
Sunyi..iya.. sunyi

Tiada kosong
Tiada gelap
Tiada Sunyi




entitas bukan
lantas?
 tiada lantas
semua kosong, gelap, sunyi..

Hening malam Senin Kliwon, 23 November 2009 (5 Dzulhijjah 1430H)

Ketakjuban

Aku ragu
apakah benar jalanku mencintai
tapi tetap hati terkoyak
dalam keraguan oleh perasaan ini

Logika istirahatlah sejenak engkau
akupun lelah seharian membawamu
Biarlah hati terbebas malam ini
menari dalam dahsyat cinta

Raga bebaskanlah sejenak aku
biarkanlah aku terbang
melepas realitas palsu
Klimaks dalam ketakjuban cinta
Dalam dimensi lain menjerit
terhanyut luruh enggan kembali

Paranoid

Idealis yang Paranoid

Idealis yang Naif

Idealis yang Frustasi

Sabtu, 07 Mei 2011

Jendela Kusam

-"Mengintip dari sebuah Jendela berkaca Kusam"-

Dia telah menyebar bunganya
Dalam tarian kekanak kanakan puting beliung
Dan musim panas yang terdiam

dingin dengan rasa pahit
terus dan terus
dalam waktu tanpa jeda

berdalih
"aku tidak bisa mendengar..!"
Musik dengan kejam menyiksa


Biarkan angin membawa berita ini
Sejarah meratap ternodai
mengacungkan tongkat keputusasaan.

Kesaksian

Terkaburkan di dalam suatu dimensi
yang sama sekali asing
tiada jarak dalam penglihatan
menahan kata untuk menahan diri
suara menyentuh tersembunyi
dan melihat hitam dalam gelap
seperti air di dalam air
dalam kegelapan dan cahaya
dalam keheningan
dalam kesakitan jiwa
dalam kepasrahan.

Akhiri dengan Indah

Bila kau berpikir tentang waktu
Akan menyelesaikan segalanya 
Dan memberitahumu sebuah alasan tentang sebuah perasaan 
Cobalah kau merasakan saja 
Jangan berpikir ataupun melihat 
Pejamkan dua matamu dengan tersenyum tanpa alasan 
Jika kemudian kau mendengar yang menuntunmu kepada melihat 
Tetap pejamkan dua matamu dengan tersenyum tanpa alasan 
Jika kemudian kau terhanyut yang mengajakmu menghilang 
bertahanlah!
Dengan tersenyum tetapkan terpejam 
Tidak akan lama dan selamanya 
Semua akan berkahir;
Akhirilah dengan indah..

Ceritamu

selalu ada kabar kelam..
detik berbisik, malam bergumam

kenapa memaksa pagi datang
sedangkan dia pasti datang

biarkan malam bercerita
dengan gelap derita

berbicara tentang dirimu
tiada henti semua tentangmu

kau yg telah terbunuh
terkorbankan luruh

terpasungmu, tercincangmu
tanpa perlu menarik penegasanmu

Tormented Soul

... malam demi malam Di padang gurun keputusasaanku,
Aku duduk di depan cermin kesepianku,
dengan dagu di tangan, tenggelam dalam pikiran pahit, 
penderitaan,
dan Aku telah memberikan suatu warna yang kekal untuk wajah aibku.

Hatiku mencari perlindunganMu Dari kegelapan hari
,Dari penderitaan malam, 
Engkau yang merupakan harta keinginanku,
Engkau yang merupakan siksaanku tanpa akhir..

Merajuk

Biarkan kata-kata menjadi seperti sebuah bunga liar,
Senyum dari Langit yang biru
Dengan mulut kecil dari emas,

Dalam sinar matahari gurun yang telanjang,
Seperti bahagia ciuman seorang ibu
Pada dahi anak dengan tersenyum.

Biarkan kata-kata terbang,
Ringan di bawah sinar matahari,
Seperti kupu-kupu.

Kata

kata kata adalah nama 
perwakilan eksistensi 
terdefinisi ataupun tidak 
ingatkah bahwa Adam  
pertamakali diajari tentang nama? 

dalam ketiadaan  
berawal sebuah titik 
menjadi garis kata 
terangkai kalimat 
membawa makna 

suka tidak suka 
semua kata adalah keindahan 
ekspresi batin dari yang batin 
abstraksi sederhana samudra makna 

tenggelam dalam titik 
terhanyut dalam garis 
terseret dalam kata 
suka ataupun tidak suka 

beriringan dalam kehendak kata 
dalam kehendak dan rencana-Nya 

Pertanyaan Sahabat

Aku bertanya kepada seorang sahabat, "Kamu punya kekasih..?" "Punya.." jawabnya singkat.
"Pernah cemburu ?" aku bertanya lagi, "Tidak pernah .." singkat lagi dia menjawab, "Masak sih ?" aku ikutan singkat, "Iyah, sekalipun tidak pernah ..". :) . Sahabatku itu mengernyitkan dahi sesaat, "Aneh.." gumamku. " Kenapa harus cemburu Dia bersamaku selalu, iya selalu, 0,000000dst mili detik pun , dalam dimensi apapun yg aku tahu ataupun yang aku belum tahu bahkan yang aku tidak tahu... Dia gk pernah meninggalkanku." Jawabnya sedikit panjang.. "Ah lebay ..! hahahaha" responku sambil tertawa..
"Memang...:)" jawabnya singkat.

"Setiap tarikan nafas, luruh klimaks dalam cintanya
Setiap hembusan nafas, takjub dalam kenyataanya."

Dia bersya'ir tidak berprosa :)

Dan nama sahabat tersebut adalah Ghizemly

Sifa - Kamis Legi, 24 Desember 2009 (7 Muharam 1431H)